"Melalui Tulisan, Mengikat Ilmu dan Membangun Pertumbuhan Pribadi."

"Lentera" Sebuah Kisah Mimpi Baik Yang Luar Biasa

Lentera" Sebuah Kisah Mimpi Baik Yang Luar Biasa


Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda,

الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنْ الرَّجُلِ الصَّالِحِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ
“Mimpi baik yang berasal dari seorang yang shalih adalah satu bagian dari 46 bagian nubuwwah (kenabian).” (Riwayat al-Bukhari)

Abu Qataadah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

الرُّؤْيَا مِنْ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنْ الشَّيْطَانِ
“Mimpi baik dari Allah sedangkan ihtilam (mimpi buruk) datangnya dari syaithan” (Riwayat Muslim)

Abu Hurairah Radhiallahu’anhu meriwayatkan: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

لَمْ يَبْقَ مِنْ النُّبُوَّةِ إِلَّا الْمُبَشِّرَاتُ قَالُوا وَمَا الْمُبَشِّرَاتُ قَالَ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ
“Kenabian tidak ada lagi selain al mubasysyiraat,” Para sahabat bertanya, ‘Apa maksud al mubasysyiraat?’ Nabi shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Mimpi yang baik.” (Riwayat al-Bukhari)

Seseorang menceritakan:

Ayahku pernah meriwayatkan [cerita kepadaku] tentang seorang pria tua yang bermimpi. Dalam mimpinya, ia bertemu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di salah satu pasar ‘Unayzah, Itu adalah salah satu pasar yang mengarah ke majelis (tempat berkumpul) – tempat terkenal di’ Unayzah.

Selama pertemuan tersebut, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan sebuah lentera kepada orang tua tersebut.

Ketika orang tua [kemudian] bertanya tentang [arti] mimpinya, ia diberitahu bahwa ia akan memiliki seorang anak yang akan [tumbuh] menjadi baik (Shalih) dan ia akan memiliki kedudukan yang tinggi di bidang ilmu ad dien (menjadi ulama)

Maka, seorang anak lahir dari orang tua tersebut, dan ia memberikan nama untuknya Shalih, dengan harapan bahwa mimpinya akan menjadi kenyataan terkhusus untuk anak ini.

Tumbuhlah Shalih menjadi anak yang baik dan shalih, ia mencintai orang-orang, dan mereka mencintainya juga. ia rajin tilawah (membaca) Al-Qur’an, bangun di tengah malam untuk qiyamul lail, namun, ia bukanlah seorang penuntut ilmu.

Shalih kemudian menikah dan memiliki seorang putra, yang ia beri nama Muhammad, Dia adalah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.

Dan dalam kenyataannya -dan kami menganggapnya demikian- ia adalah lentera yang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah berikan orang tua tersebut [dalam mimpi].

Orang tua itu adalah kakek dari Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al ‘Utsaimin -semoga Allah mengampuni dosa-dosanya-.

Diriwayatkan oleh anak lelaki Syaikh, ‘Abdullah bin Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.

fatwa-online
Labels: Kisah Ulama

Terima kasih sudah membaca "Lentera" Sebuah Kisah Mimpi Baik Yang Luar Biasa. Silahkan Bagikan...!

0 Komentar untuk ""Lentera" Sebuah Kisah Mimpi Baik Yang Luar Biasa"

Back To Top